Jumat, 17 Desember 2010

Kesalahan-Kesalahan Aneh Dalam Dunia Kedokteran




Klinik Inseminasi yang Salah Menggunakan Sperma
Saat Nancy Andrews, warga Commack, New York, hamil setelah mengikuti program vitro fertilization, pasangan suami istri ini sama sekali tidak menduga bahwa anak yang dilahirkannya memiliki kulit dengan warna gelap yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan ciri fisik mereka.
Dari test DNA yang kemudian dilakukan diperkirakan telah terjadi kesalahan dimana para dokter di New York Medical Services for Reproductive Medicine secara tidak sengaja menggunakan sperma dari laki-laki lain yang bukan milik suaminya dan kemudian diensiminasi ke sel telur Nancy.

Pasangan ini tetap membesarkan sang bayi Jessica yang lahir pada tanggal 19 Oktober 2004 seperti layaknya darah dagingnya sendiri meski secara genetis telah terjadi kesalahan. Meskipun demikian pasangan ini tetap memperkarakan pemilik klinik tersebut atas kejadian yang tergolong malpraktik ini ke pengadilan.

Cangkok Jantung dan Paru-Paru yang Salah
Jésica Santillán, 17 tahun, meninggal 2 minggu setelah menjalani cangkok jantung dan paru-paru yang berasal dari pasien yang golongan darahnya tidak sama dengannya. Tim dokter di Duke University Medical Center gagal dalam memeriksa kecocokan darah sebelum operasi dilakukan.


Setelah sekian detik operasi transplantasi untuk mencoba membalikkan keadaan karena kesalahan fatal itu, Jésica mengalami gagal otak dan komplikasi yang membawanya ke kematian.
Jésica, imigran asal Mexico, tiba di Amerika Serikat tiga tahun sebelum menjalani pengobatan penyakit jantung untuk mempertahankan hidupnya. Dengan transplantasi jantung dan paru-paru di Duke University Hospital, Durham, N.C., alih-alih memperbaiki kondisinya, yang terjadi justru keadaan menjadi bertambah buruk.

Jésica, yang bergolongan darah O, malah menerima organ dari donor yang bergolongan darah A. Kesalahan fatal ini membuatnya dalam kondisi koma, dan meninggal ketika usaha para dokter untuk berusaha menggantikannya dengan organ yang kompatibel gagal.

Rumah sakit mengklaim telah terjadi human-error yang mengakibatkan kematian Jesica, selain prosedur yang cacat untuk memastikan kompatibilitas transplantasi organ. Setelah itu diberitakan telah terjadi kesepakatan tertutup antara rumah sakit dan keluarga soal ini. Tidak seorangpun, baik dari pihak keluarga atau rumah sakit yang mau memberikan komentar atas kasus ini.

Prosedur Invasive Jantung Terbuka, Namun Salah Pasien

Joan Morris (nama samaran), seorang nenek berusia 67 tahun, diminta bantuannya dalam suatu pembelajaran di rumah sakit untuk cerebral angiography (ilmu mengenai darah pada otak). Sehari setelahnya, secara tidak sengaja dia "terpaksa" dijadikan objek studi mengenai invasive cardiac electrophysiology.

Setelah sesi angiography, pasien ini dipindahkan ke ruangan yang lain yang bukan merupakan ruangan asalnya. Kesalahan yang "direncanakan" terjadi keesokan harinya saat paginya pasien ini dibawa untuk suatu prosedur jantung terbuka.
Dia berada di atas meja operasi yang mestinya bukan untuk dia selama satu jam. Para dokter membuat irisan pada pangkal pahanya, menusuk sebuah arterinya, menyambungnya ke sebuah pipa pembuluh lalu ke atas ke jantungnya (suatu prosedur yang mengakibatkan resiko tinggi terjadinya pendarahan, infeksi, serangan jantung, dan stroke).




Kemudian tiba-tiba telepon berdering, dan seorang dokter dari bagian lain bertanya "Apa yang kalian lakukan dengann pasienku?" Tidak ada yang salah dengan jantungnya.

Kardiologis yang melakukan prosedur itu mencek data wanita itu dan baru menyadari kesalahan fatal telah terjadi. Studi itu langsung distop, setelah rekondisi wanita malang itu akhirnya dikembalikan ke kamar asalnya, beruntungya, dalam kondisi yang masih stabil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar