Sabtu, 07 November 2009

Fotosintesis

ASIMILASI KARBON



Fotosintesis merupakan aktivitas yang merubah karbon anorganik (CO2) menjadi karbon organik oleh organisme berklorofil dengan adanya energi cahaya. Walaupun kadar karbon anorganik (CO2) di udara relatif kecil (360 ppm), namun lewat proses fotosintesis mampu menyediakan sumber karbon organik (karbohidrat) bagi semua kehidupan organisme di planet bumi ini.

Fotosinasis merupakan proses penting dalam memerankan siklus karbon dan memelihara level CO2 di atmosfer sekaligus dalam waktu bersamaan juga memerankan siklus oksigen. Semua proses fotosintesis organisme eukariotik bersifat oksigenik sedang pada organisme prokariotik (hanya “blue green” algae/cyanobacteria memproduksi oksigen), bakteri fotosintetik bersifat anoksigenik.
CO2 + H2S (CH2O)n + H2O + S
Oksigenik fotosintesis pada organisme eukariotik berlangsung di dalam kloroplas, pada sel tumbuhan terdapat sejumlah kloroplas yng berbeda-beda mulai dari kromofor (kloroplas) tunggal hingga bermacam-macam kloroplas tergantung dari spesies tumbuhan dan kondisi pertumbuhannya (intensitas cahaya).

Kloroplas merupakan organ sel berbentuk diskoid berdiameter 4-10 µm dengan ketebalan 1 µm, dikelilingi dua membran membentuk amplop (pembungkus) dengan dua ruang yaitu stroma dan sistem lamella. Sistem lamella terdiri dari beberapa visikel yang disebut tilakoid dengan ruang yang saling berhubungan dan tersusun dalam tumpukan grana. Tumpukan grana yang berlainan dihubungkan oleh jembatan membran yang disebut lamella stroma. Tilakoid ini mengandung klorofil dan karier elektron dan disini energi cahaya dikonversi menjadi energi kimia sebagai reaksi terang.

Cahaya diabsorbsi tanaman oleh pigmen khusus yaitu klorofil a & b, pigmen lain ialah karotenoid (fikosantin pada Phaeophyceae atau ganggang coklat dan piridimin pada dinoflagella), sedang beberapa algae misal Cyanobacteria ialah ficobilin dan bakterioklorofil pada bakteri.
Beberapa energi cahaya diserap oleh b karotin dan lutein (hingga 40%) lalu ditransfer ke klorofil (a), oleh karena itu juga berperan melindungi klorofil dari kerusakan fotooksidasi.

Klorofil merupakan senyawa porfirin dengan bagian kepala berupa tetrapirol dan bagian ekor berupa senyawa fitol yang terikat pada senyawa pirol. Karena senyawa fitol yang panjang tersebut menyebabkan klorofil bersifat sangat hidrofobik. Pada tetrapirol ( A B C D ) dijumpai gugus metil (-CH3) pada B sebagai klorofil a, sedang bila gugus metil tersebut digantikan oleh aldehid (-CHO) sebagai klorofil b.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar